Jumat, 17 Agustus 2012

5 Negara dengan BBM termurah di Dunia


INILAH.COM, Jakarta – Selama ini, kawasan Arab dikenal dengan produksi minyak mentahnya yang berkelimpahan. Namun, tidak ada yang menyangka bahwa harga bensin termurah ada di Venezuela.
Tingginya harga minyak mentah dunia, memicu beberapa negara menaikkan harga bensinnya. Namun, ada yang masih bisa menikmati subsidi, terutama negara yang kaya akan sumber energi fosil.
Kendati tujuannya untuk membantu masyarakat miskin, subsidi BBM sebenarnya cenderung menguntungkan kalangan yang memiliki kendaraan bermotor. Ini berarti, golongan yang lebih berduit ketimbang kalangan tidak mampu.
Lihat saja riset IMF yang memperkirakan bahwa 65% dari subsidi BBM menguntungkan 40% rumah tangga terkaya (2010). Hanya 8% dari US$ 410 miliar subsidi BBM pemerintah di seluruh dunia, dinikmati 20% kalangan termiskin dari populasi. Ini menurut estimasi Badan Energi Internasional pada 2010.
Berikut adalah 10 negara dengan bensin termurah di dunia, yang dirilis perusahaan asuransi Inggris Staveley Head.
5. Bahrain - US$0,78 per galon (US$ 0,21 per liter)
Bahrain memiliki minyak relatif sedikit dibandingkan tetangganya dan bekerja keras untuk diversifikasi ekonomi. Mereka menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan AS pada 2005, dan dinilai PBB sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dunia Arab.
Mengingat kerusuhan di kalangan penduduk Syiah Bahrain, dengan tuntutan untuk reformasi politik, maka bila pemerintahan Raja Hamad tidak berakhir, subsidi bensin akan terus berlanjut.
4. Turkmenistan- US$0,72 per galon (US$ 0,19 per liter)
Pemilu ulang Presiden Gurbanguly Berdymukhammedov untuk lima tahun ke depan, membawa rencana perubahan dramatis jangka pendek di negara Asia Tengah ini. Ini mungkin berarti bahwa pemilik mobil di Turkmenistan masih berhak atas 120 liter (34 galon) BBM gratis sebulan, melihat harga US$ 0,19 per liter hampir tidak berarti untuk beberapa pemilik mobil.
Pemerintah telah berjanji, subsidi berbagai ini akan berlangsung sampai setidaknya 2030. Namun, cadangan minyak bumi diperkirakan relatif rendah, sehingga tidak jelas apakah pemerintah bisa memenuhi janji itu.
3. Libya-US$0,54 per galon (US$ 0,14 per liter)
Selama pemberontakan melawan rezim Khadafi, infrastruktur minyak Libya rusak berat. Banyak ladang minyak ditambang dan pelabuhan menjadi tempat pertempuran sengit antara pemberontak dan pasukan Khadafi. Sementara kilang terbesar Ras Lanuf, ditutup.
Saat ini, di bawah otoritas pemerintahan sementara National Transitional Council, Libya sedang dalam proses untuk memulihkan kapasitasnya untuk memproduksi dan mengekspor minyak.
Menteri Minyak Libya Omar Shakmak mengatakan, pemerintah berharap dapat mencapai posisi sebelum konflik sekitar 1,6 juta barel per hari pada musim panas pada 2012, naik dari posisi\ saat ini di 1,265 juta. Dorongan produksi serta stabilisasi politik Libya, dapat membantu menjaga harga minyak dunia.
2. Arab Saudi-US$ 0,48 per galon (US$ 0,13 per liter)
OPEC baru-baru ini mengumumkan bahwa cadangan terbukti minyak Arab Saudi, hanya terlampaui Venezuela. Namun, negara Amerika Latin jauh lebih menarik bagi investor minyak utama, meninggalkan Arab Saudi sebagai eksportir terbesar di dunia minyak, kini dan pada tahun-tahun mendatang.
Menurut kabel dirilis oleh Wikileaks dari Riyadh yang ditulis pada 2008, para pejabat senior Saudi menyatakan khawatir, cadangan negara mungkin telah dibesar-besarkan secara berlebihan, sekitar 40%.
Meningkatnya ketegangan menyusul program nuklir Iran, Arab Saudi harus mengatasi tantangan tambahan lain, yakni berapa lama negara itu bersedia mengekspor 9 juta barel minyak per hari, naik dari 7,5 juta pada Januari, untuk menjaga harga minyak global dari kenaikan yang lebih tinggi?
“Arab Saudi menghabiskan sekitar US$ 13,3 miliar per setahun untuk subsidi bensin dan solar,” kata Abdullah Al Shehri, Gubernur dari Electricity and Cogeneration Regulatory Authority.
1. Venezuela - US$0,18 per galon (US$0,05 per liter)
Presiden Hugo Chavez sadar, menaikkan harga bensin dan solar jelang pemilihan Oktober 2012, adalah langkah yang berisiko secara politik. Karena posisinya terancam calon oposisi, Henrique Capriles Radonski.
Terakhir kali pemerintah berusaha menaikkan harga bensin pada 1989, terjadi kerusuhan dan ratusan orang meninggal. Venezuela ke depannya mungkin akan terus membayar BBM lebih murah,ketimbang air kemasan.(habis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar