Jumat, 06 Mei 2011

Penyakit Michael Jackson

1 . Vertiligo 



Vitiligo adalah kelainan kulit dimana terlihat bintik-bintik melebar, putih dan licin permukaan kulit pada beberapa bagian dad tubuh. Kelainan ini disebabkan oleh kekurangan zat melanin atau tidak ada sama sekali. Zat melanin adalah zat yang melindungi kulit dari sengatan sinar ultra violet matahari. Kondisi ini tidak terjadi secara alami dan dapat memburuk.
Gejalanya:
Bintik-bintik melebar pada kulit, bintik ini rata dan sisik, kadang dapat menimbul dan meradang.
Penyebabnya:
Gangguan sistem kekebalan tubuh. Antibodi dan komponen lainnya dari sistem kekebalan tubuh menyerang sel yang membuat melanin. Atau autoimun terhadap zat melanin atau pigmen dalam tubuh itu sendiri.
Hipertiroidisme atau kekurangan hormon tiroid yang juga mengatur metabolisme tubuh.
Pencegahannya:
Kurangi makanan yang banyak mengandung bahan kimia, zat pengawet, perasa, pewarna dan obat-obatan yang dikonsumsi berkepanjangan. Perbanyak minum air putih. Jika sudah ada gejala-gejala, segera konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan cepat.
Produk yang digunakan, untuk perbaikan kulit dan pencegahan terjadinya vitiligo:
  • Riddance
    Dosis : Minimal 1 dus, diminum 1×1 saset sehari pagi, sebelum makan dan disertai banyak minum air hangat.
  • Kemudian dapat bersama dengan UIE K-Liquid Chlorophyll Dosis: 3 x 1 sloki dilarutkan dalam 1 gelas air sehari. Akan memberi manfaat ganda. Setelah Riddance habis, Chlorophyll dilanjutkan dengan K-AyuDerme. Dosis : 2-3 x 2 kapsul sehari . Untuk perbaikan struktur kulit dan dapat dikombinasikan dengan penggunaan produk K-AyuLite 2-3×2 kapsul sehari sesudah makan. Untuk perbaikan dari struktur kulit.
  • K-Liquid Organic Spirulina
    Dosis: 1-2 x 1 saset sehari, meningkatkan stamina dan perbaikan zat warna dalam kulit dan sebagai antioksidan tinggi.
  • Gamat Extract / Gamat Vitaplus
    Dosis 2x 1-2 sloki sehari, berguna untuk meregenerasi sel kulit dan pigmentasi di kulit untuk pembentukan zat melanin dalam tubuh.
2. Lupus

Lupus adalah sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai Lupus Erythematosus.
Dalam istilah sederhana, seseorang dapat dikatakan menderita penyakit Lupus Erythematosus saat tubuhnya menjadi alergi pada dirinya sendiri. Lupus adalah istilah dari bahasa Latin yang berarti Serigala.
Hal ini disebabkan penderita penyakit ini pada umumnya memiliki butterfly rash atau ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi yang serupa di pipi Serigala, tetapi berwarna putih.
Penyakit ini dalam ilmu kedokteran disebut Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu ketika penyakit ini sudah menyerang seluruh tubuh atau sistem internal manusia. Dalam ilmu imunologi atau kekebalan tubuh, penyakit ini adalah kebalikan dari kanker atau HIV/AIDS. Pada Lupus, tubuh menjadi overacting terhadap rangsangan dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah ditujukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Dengan demikian, Lupus disebut sebagai autoimmune disease (penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan).
Jenis penyakit Lupus ini memiliki tiga macam bentuk, yang pertama yaitu Cutaneus Lupus, seringkali disebut discoid yang memengaruhi kulit. Kedua, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang menyerang organ tubuh seperti kulit, persendian, paru-paru, darah, pembuluh darah, jantung, ginjal, hati, otak, dan syaraf. Ketiga, Drug Induced Lupus(DIL), timbul karena menggunakan obat-obatan tertentu. Setelah pemakaian dihentikan, umumnya gejala akan hilang.
dan biasanya odipus (orang hidup dengan lupus)akan menghindari hal-hal yang dapat membuat penyakitnya kambuh dengan :
  1. Menghindari stress
  2. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari
  3. mengurangi beban kerja yang berlebihan
  4. menghindari pemakaian obat tertentu.
odipus dapat memeriksakaan diri pada dokter2 pemerhati penyakit ini, dokter spesialis penyakit dalam konsultasi hematologi, rheumatology, ginjal, hipertensi, alergi imunologi, jika lupus dapat tertanggulangi, berobat dengan teratur, minum obat teratur yang di berikan oleh dokter (yang biasanya diminum seumur hidup), odipus akan dapat hidup layaknya orang normal.

3. Dehidrasi

Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi terjadi karena
  • kekurangan zat natrium;
  • kekurangan air;
  • kekurangan natrium dan air.
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu
Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia

4. BDD

Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah ketidakpuasan yang ekstrim terhadap penampilan. Ini menjelaskan kondisi seseorang yang terus menerus merasa cemas dengan kekurangan fisik minor atau bahkan kekurangan imajiner dirinya. Orang yang mengalami BDD tidak hanya bisa merasa tertekan tetapi bahkan bisa gagal dalam menjalankan aktifitas sehari-hari baik itu bekerja, belajar, maupun aktifitas lainnya.

Penderita BDD sering melakukan berbagai hal yang berlebihan hanya untuk mengkamuflase kekurangannya. Misalnya, mereka bisa berdiri berjam-jam di depan cermin atau memakai riasan wajah sebanyak-banyaknya untuk membuat diri mereka merasa lebih baik. Namun, bukannya merasa lebih baik, para penderita BDD bahkan akan semakin merasa cemas karena terus memperhatikan kekurangan tersebut.

Selain itu, mereka juga tidak hanya mengkhawatirkan satu bagian tubuh saja, misalnya mata, tetapi juga mengkhawatirkan bagian tubuh lain yang mereka rasa kurang sempurna seperti hidung, mulut, lengan, ukuran payudara, hingga ukuran kelamin.

Menurut Dr. Katherine Phillips, BDD pada umunya akan mulai kelihatan sejak seseorang (baik pria maupun wanita) memasuki masa remaja. Bahkan bisa juga sudah ada sejak kecil tetapi belum terdeteksi. Pada masa remaja itulah, seseorang akan semakin memperhatikan perubahan yang terjadi pada dirinya semisal ukuran dan bentuk tubuh.

Sebenarnya, adalah merupakan suatu kewajaran apabila seseorang memperhatikan penampilannya. Akan tetapi, pada orang normal, kebiasaan ini akan memudar seiring dengan berjalannya waktu dan dengan pembiasaan-pembiasaan dengan bentuk tubuh yang baru.



CIRI-CIRI BODY DYSMORPHIC DISORDER

Tidak semua pemerhati penampilan dapat kita golongkan sebagai penderita BDD. Ini adalah beberapa karateristik dari penderita BDD.
  1. Punya kepercayaan diri yang kurang serta konsep diri yang negatif. Bahkan mereka bisa merasa sangat tidak nyaman saat berada di tengah-tengah komunitas karena takut dijauhi, diabaikan, atau tidak diperhatikan sama sekali. Ketakutan ini menyebabkan penderita BDD memiliki banyak sekali 'ritual' seperti bercermin berkali-kali, menggunakan rias wajah berkali-kali (mengoles dan menghapusnya, kemudian mengolesnya kembali), melakukan konsultasi ke berbagai dokter kecantikan, melakukan operasi plastik atau penyuntikkan silikon, dan berbagai 'ritual' lainnya.
  2. Menghabiskan 1-5 jam setiap harinya hanya untuk mengurus penampilannya. Hal ini sering dilakukan karena penderita BDD takut dianggap cacat oleh orang lain.
  3. Menghindari keramaian dan penurunan fungsi sosial. Penderita BDD melakukan hal ini karena takut diperhatikan kekurangannya oleh orang lain. Mereka juga akan mengalami kesulitan dengan teman-teman, keluarga, bahkan pasangannya sendiri. Menurut hasil penelitian penderita BDD mengalami penurunan kinerja hampir dalam semua aspek kehidupan. Ini akibat dari pemikiran takut dianggap cacat oleh orang lain.
  4. Mengalami depresi. Bahkan kemungkinan terburuk adalah mereka bisa bunuh diri

PENANGGULANGAN BODY DYSMORPHIC DISORDER


Jika kita bertemu atau behadapan langsung dengan penderita BDD, kita tidak perlu menjauhi mereka atau menaruh perhatian terhadap cara mereka menanggulangi masalah tersebut. Ada beberapa cara yang masih bisa kita ambil untuk menangani penderita BDD.
  1. Obat-obatan. Obat yang bisa kita pergunakan adalah SSRs atau Selective Serotonin-Reuptake Inhibitors. Obat ini bisa digunakan untuk menangani depresi yang biasa dialami oleh penderita BDD. Sayangnya, layaknya obat kebanyakan, SSRs pun memiliki efek samping apabila terus menerus dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
  2. Psikoterapi. Ada dua terapi yang bisa dilakukan terhadap penderita BDD, yaitu Cognitive-Behavioral Therapy dan Cognitive-Rational Therapy. Kedua terapi ini adalah pilihan yang sangat tepat apabila seseorang ingin menanamkan pola pikir positif dan membuat penderita BDD merasa lebih percaya diri dengan dirinya.
  3. Pembimbingan. Seorang penderita BDD bisa dibimbing dan dilatih untuk membangun strategi dan jalan keluar dalam mengatasi pikiran-pikiran negatif yang mengganggu konsentrasi. Hal ini juga meningkatkan pengendalian diri terhadap tindakan kompulsifnya.
  4. Dukungan keluarga. Tindakan terakhir ini bisa jadi merupakan 'senjata' paling ampuh dalam menangani kepercayaan diri penderita BDD. Akan lebih baik jika keluarga membantu mereka dalam mengungkapkan perasaan-perasaan stress, depresi, frustasi dan yang lainnya untuk menjaga terjadinya frustasi yang semakin besar lagi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar