Jumat, 06 Mei 2011

Interview

Pada tanggal 25 Oktober 2010 di siang yang cukup cerah. Ibu Siti Mugi Rahayu selaku ibu guru Leadership memberikan kami tugas untuk menginterview seorang guru di lingkungan Al-Muslim. Tujuan nya adalah untuk mengetahui bagaimana sih rasanya menjadi seorang guru. Kami juga diperbolehkan untuk mengikut sertakan diri menemani sang pahlawan tanpa tanda jasa dalam proses belajar mengajar.

Pada saat itu, aku berkelompok dengan rekanku yang cantik bernama Atika Muharamah. Kami sempat terfikir untuk mewawancarai guru di SMP Al-Muslim, sayangnya setibanya kami disana. Aku melihat sudah banyak teman kelompok lain yang stay di SMP. Akhirnya, aku memutuskan untuk mewawancarai guru SD AL-Muslim.

Senangnya hatiku saat mengambil keputusan tanpa pikir panjang itu, karena aku sudah lama lost contact dengan guru SDku. Dan kesempatan emas untuk me re-contact dengan guru-guru SD ku tercinta melalui kegiatan ini. 

Setibanya aku dan Atika disana bertemu dengan Ibu Ami yang sedang berada di meja piket, kami pun salim. SD Al-Muslim sudah banyak berubah, sekarang perpustakaan berada dibawah, begitupula ruang guru. Aku senang bisa melihat SDku lebih rapih dari sebelumnya, hehe. 

Tadinya kami mau menginterview ibu Ami, sayangnya, beliau sedang mengajar anak kelas 2. Aku juga bertemu Ibu Dewi, tetapi, Ibu Dewi tidak bisa karena sedang ada urusan. Kesabaran kami sempat diuji saat itu. Tiba-tiba mendadak muncul ide sedikit nekat dikepalaku. Mewawancarai Ibu Nana Aminah, S.sos. ? Selaku kepada sekolah SD Al-Muslim. 


Aku naik kelantai 2 , tiba-tiba ada yang mengurung niat nekatku itu, semua terbayang diruangan kepala sekolah dan staff yang tertutup hitam. Terbayang masa lalu ku bersama Najma, musuh bebuyutanku. Akhirnya, aku melangkah menjauhi pintu dan menghilangkan jejak ku disana. Kembali ke lantai dasar.


Alhamdulillah, aku bertemu Ibu Nicken Ayu Witha Colifah atau yang biasa dipanggil ibu witha. Si cantik asal bekasi ini, adalah salah satu guru yang dekat denganku. Beliau juga anak tunggal loh, jadi aku merasa beliau bukan hanya guruku, tetapi, seperti kakakku saat curhat. hihi.


Ibu Witha kini berstatus menikah dengan Bapak Dwicahyo, S.Si. Dahulu, Ibu Witha kan deeeket banget sama Pak Cahyo, eeh, digosipin tuh sama anak-anak pacaran. Tau gak, aku inget banget sewaktu aku kelas 5 Zubair bin awwam dan kami sedang belajar qiro'ati-tahfidz dirumah pohon, tiba-tiba hujan turun. Terpaksa kami tertahan dirumah pohon. Aku sih, tidur saat hujan. hha


Tiba-tiba Ibu Witha membangunkanku, dan ketahuanlah aku kalo tidur. haha. Eeeh, pak Cahyo dengan berlari-lari kecil datang menghampiri rumah pohon membawa payung. Si Ikrar Hakiki, atau yang biasa aku panggil twinky winky, celetuk "Cieee Pak Cahyo". Kami murid-murid 5 Zubair diantar oleh Pak Cahyo ke SD dengan cara bergiliran.


Oh iya, Pak Cahyo adalah wali kelas ku saat kelas 5. Beliau orangnya asyik. Balik ke Ibu Witha. Ibu Witha, lahir di Bekasi, 12 Desember 1984. Cita-cita Ibu Witha memang ingin menjadi guru. Sekarang Ibu Witha sudah memiliki 2 anak yang bernama Oryza dan Sains. Beliau tinggal di Desa Tridaya Sakti Gang Berlin, Kompas.


Kawan ternyata, SD Al-muslim bukan hanya berubah menjadi lebih rapih, tetapi, begitupula dengan sistem pembelajarannya.


Ibu Witha sekarang mengajar Tilawati Tahfidz bukan lagi Qiro'ati Tahfidz. 


Perbedaan Qiro'ati Tahfidz dengan Tilawati Tahfidz adalah, kalo qiro'ati tahfidz, buku level awalnya berwarna biru, tidak memakai lagu, dan dalam bukunya pokok pembahasan tidak dibedakan dengan warna. Sedangkan Tilawati Tahfidz adalah buku awalnya berwarna pink, memakai lagu ROST, dan didalam bukunya pokok pembahasan diberi warna merah sehingga menandakan. 


Yang Ibu Witha lakukan apabila ada murid yang tidak memperhatikan saat beliau menerangkan adalah beliau akan memancing perhatian. Apabila ada anak murid yang tidak mengerti, beliau akan menerangkan kembali pelajaran tersebut samapai anak itu mengerti. Apabila ada anak murid yang bandel, beliau akan memanggil anak itu, menanyakan sebab dan menasihatinya. Apabila ada anak murid yang males, beliau akan menasihati dan menanyakan sebabnya. 

Menurut Ibu Witha tentang anak SMA : sesuai dengan pengalaman Ibu Witha pada tanggal 25-10-10, saat ibu Witha membeli ice cream, beliau bertanya dengan salah satu anak SMA, dan ternyata anak SMA itu malah mencuekin beliau. Memang tidak semua anak SMA, tetapi, itu merupakan salah satu pantulan akhlak anak SMA. Anak SMA menurut beliau itu pintar, dan berbakat. 


Menurut beliau, SMA kurang populer. Karena, saat memenangkans sesuatu tidak dipublikasikan. Lebih baik, SMA mempromosikan secara lebih lagi. Misalkan di pasang banner apabila sudah memenangkan sesuatu.


Sekian interview yang saya lakukan.


Terimakasih

NB : Terlalu lama jadi draft , baru dipublikasikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar