Selasa, 29 Mei 2012

Pembuatan Koloid


Pembuatan koloid
By : Sari Azzahro ; Zuhdi F ; Nurwulan ; M. Junian ; Najmah .
1.   Tujuan       : Membedakan serta memahami pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi.
2.   Teori          :
Dispersi artinya ada penyebaran merata dari dua fasa. Dua fase yang dimaksud adalah : terdiseprsi (terlarut) dan pendispersi (pelarut).
Larutan
Koloid
Suspensi
·        Homogen
·        Ukuran < 1 nm
·        1 Fase
·        Tidak dapat di saring
·        Sangat stabil
·         Heterogen, tetapi terlihat homogen
·         Ukuran antara
·         10-9-10-7 m
·         2 Fase
·         Dapat disaring dengan penyaring ultra
·        Kurang stabil
·         Heterogen
·         Ukuran > 100 nm
·         2 Fase
·         Dapat disaring dengan penyaring biasa
·         Tidak stabil
Contoh larutan   : Larutan teh, alcohol 70%, dll.
Contoh koloid     : Susu, mentega, kabut, asap, mutiara, dll.
Contoh suspensi         : air dengan kopi, dll.
Sistem Koloid
Adalah suatu sistem dispersi (campuran) yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi.
Terdisepersi
Pendispersi
sistem koloid
contoh
Padat
Padat
sol padat
campuran logam, kaca berwarna
Cair
sol
kanji, tinta, cat, sol emas
Gas
aerosol padat
Asap, debu
Cair
Padat
emulsi padat
keju, mentega, mutiara, agar-agar
Cair
emulsi
susu, minyak ikan, mayones
Gas
aerosol
kabut, awan, hairspray
Gas
Padat
busa padat
batu apung , karet busa
Cair
busa
busa sabun, krim kocok

Kepribadian koloid
Efek Tyndall
Gerak Brown
Adsorpsi
Efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Contoh : cahaya proyektor yang mengenai asap rokok.
Gerak zig zag partikel koloid akibat tumbuhan antarpartikel koloid.
Adanya gerak brown menyebabkan partikel koloid stabil tidak ada sedimentasi.
Penyerapan ion pada permukaan koloid sehingga koloid menjadi bermuatan.
Contoh : pewarnaan kain.
Koagulasi
Elektroforesis
Dialisis
Penggumpalan partikel koloid karena adanya penambahan zat kimia, pengadukan, atau muatan yang berlawanan.
Contoh: Pembentukan delta.
Pergerakan partikel koloid bermuatan akibat adanya medan listrik.
Contoh : pembersihan udara yang dikeluarkan pabrik.
Pemurnian koloid dari partikel pengotor yang dapat mengganggu kestabilan koloid.
Contoh : proses pencucian darah.

Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Liofil ( suka cairan )
Liofob (tidak suka cairan)
·         Ada gaya tarik menarik yang besar
·         Dapat mengadsoprsi pendispersinya
·         Punya gugus ionic atau polar
·         Reversible
·         Tidak mudah menggumpal pada penambahan elektrolit
·         Efek tyndall kurang terlihat
·        Tidak ada gaya tarik menarik
·        Tidak dapat mengadsorpsi pendispersinya
·        Gugus nonpolar
·        Irreversible
·        Mudah menggumpal ketika ditambah elektrolit
·        Efek tyndall terlihat jelas








Praktik Membuat Koloid

Dispersi
Kondensasi
1.    Mekanik (penggerusan)
Contoh : penggilingan kacang pada pembuatan tahu.
2.    Homogenisasi (dengan mesin)
Contoh : pembuatan susu.
3.    Peptisasi (penambahan ion sejenis)
Contoh : Endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
4.    Busur Bredig
Contoh : sol emas
1.    Reaksi Redoks
Contoh : pembuatan sol belerang.
2.    Dekomposisi
Contoh : sol As2S3
3.    Hidrolisis
Contoh : sol Fe(OH)3
4.    Penggantian pelarut
Contoh : sol belerang dengan cara menuangkan larutan belerang jenuh ( dalam alkohol ) kedalam air.

3.   Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Lumpang
Gelas kimia
Tabung reaksi dan rak
Pembakar spiritus
Pengaduk kaca
Kaki tiga dan kasa kawat
Gelas ukur
Labu erlenmayer
Pipet tetes
Neraca
Gula pasir
Serbuk belerang
Agar-agar
Minyak tanah
Larutan FeCl3 jenuh
Larutan sabun
Aquadest

4.   Cara kerja :
Percobaan A : Pembuatan sol dengan cara dispersi
·         Sol belerang dalam air
a.    Satu bagian gula dicampurkan dengan satu bagian belerang, kemudian kedua bagian tersebut digerus hingga halus dengan menggunakan alu dan lumpang.
b.    Satu bagian campuran diambil kemudian dicampurkan dengan satu bagian gula dan digerus hingga halus.
c.    Langkah nomor (b) diulangi sampai empat kali. Kemudian diambil satu bagian campuran keempat dan campuran itu dituangkan kedalam gelas kimia yang diisi oleh 50ml air. Kemudian campuran itu diaduk. Diamatilah apa yang terjadi.

·         Sol agar-agar dalam air
a.    Agar-agar diambil sebanyak dua spatula kaca dan kemudian dilarutkan kedalam gelas kimia yang sudah diisi oleh 25 ml air yang sudah mendidih.
b.    Campuran itu didinginkan. Kemudian diamati apa yang terjadi. Inilah yang disebut cara peptisasi.
Percobaan B : Pembuatan sol dengan cara kondensasi
a.    50ml air dipanaskan hingga mendidih didalam gelas kimia yang berukuran 100ml.
b.    Kemudian ditambahkan larutan FeCl3 jenuh setetes demi setetes dengan diaduk sehingga dihasilkan perubahan warna yaitu merah coklat. Kemudian diamati apa yang terjadi.
Percobaan C            : Pembuatan emulsi
a.    1ml minyak tanah dimasukkan kedalam tabung reaksi bersama dengan 5ml air. Kemudian tabung reaksi disumbat dengan tutup gabus ataupun karet. Setelah itu, tabung diguncangkan dengan keras. Kemudian tabung reaksi diletakkan dirak.
b.    1ml minyak tanah dimasukkan kedalam tabung reaksi lain bersama dengan 5ml air dan larutan sabun yang berjumlah 15 tetes. Kemudian tabung diguncangkan dengan kuat dan diletakkan dirak. Kemudian diamati apa yang terjadi dengan kedua tabung tersebut.

5.    Hasil Pengamatan
Percobaan
Kegiatan Pembuatan
Hasil
A
a.    Sol belerang (dispersi)



b.    Sol agar-agar (disepersi)

Cairannya berwarna keruh dan cahaya menyebar.

Kental dan berwarna putih merata.
B
Sol Fe(OH)3 sebanyak 20 tetes (kondensasi)
Cairan berwarna coklat dan cahaya diteruskan.
C
a.    Campuran air dengan minyak tanah

b.    Campuran minyak tanah+air+sabun
Minyak dan air tidak menyatu (hidrofob) dan cahaya diteruskan.
Air dan minyak sedikit menyatu dan terdapat gelembung-gelembung kecil.


6.    Pertanyaan
a.    Jelaskan perbedaan pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi!
b.    Apa fungsi gula dalam pembuatan belerang?
c.    Apa yang terjadi pada saat larutan FeCl3 jenuh diteteskan kedalam air mendidih? Tuliskan reaksi kimianya!
Jawaban
a.    Perbedaan pembuatan secara dispersi adalah memecahkan partikel kasar (suspensi) menjadi lebih kecil yaitu koloid.
Sedangkan, kondensasi adalah penggabungan partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih kasar. Atau bisa juga dikatakan seperti dari kecil ke besar (dari larutan menjadi koloid).
b.    Fungsi gula dalam pembuatan sol belerang adalah sebagai inert atau pemantap. Gula yang memiliki sifat melarutkan didalam air ini berfungsi sebagai pembantu sol belerang agar membentuk koloid didalam air.
c.    Saat FeCl3 jenuh diteteskan kedalam air mendidih yang terjadi ialah perubahan warna pada air mendidih tersebut menjadi merah kecoklatan sehingga membuat cahaya nya diteruskan.
FeCl3+3H2O -> Fe(OH)3 + 3HCl (dengan metode hidrolisis)
                              sol belerang

7.    Kesimpulan
Dengan dilakukannya praktikum ini, siswa dapat belajar secara nyata dan memahami tentang pembuatan koloid melalui cara dispersi dan kondensasi meskipun diantara keduanya memiliki perbedaan.